Asal-Usul Bakmie Dancer
Dalam sebuah desa kecil di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta, pada tahun 1950-an, hiduplah seorang koki bernama Pak Dancer. Pak Dancer bukanlah penari profesional, melainkan seorang pedagang mie yang dikenal karena gerakannya yang lincah saat memasak. Setiap malam, ia menari-nari di dapur warungnya sambil mengaduk mie, menambahkan bumbu, dan melompat-lompat untuk menghindari percikan minyak panas. Gerakannya yang energik itu membuat pelanggan tertawa dan menyebut hidangannya "Bakmie Dancer" – mie yang "menari" di piring.
Legenda dimulai ketika Pak Dancer menemukan resep rahasia dari nenek moyangnya, yang merupakan imigran Tionghoa. Ia mencampurkan mie kuning tebal dengan ayam kampung, sayuran segar, dan bumbu rempah yang pedas. Namun, yang membuatnya unik adalah "tarian" saat memasak: ia mengaduk mie dengan spatula seperti sedang menari dangdut, sambil bernyanyi lagu daerah. Pelanggan pertama yang mencoba, seorang penari tradisional, jatuh cinta dengan rasa dan dinamikanya. Sejak itu, Bakmie Dancer menjadi legenda kuliner di Yogyakarta, diwariskan dari generasi ke generasi.
Hari ini, di warung kami, kami menghidupkan kembali semangat Pak Dancer. Setiap porsi Bakmie Dancer dibuat dengan gerakan lincah dan cinta, menghasilkan mie yang gurih, pedas, dan penuh cerita. Coba rasakan "tarian" rasa yang tak terlupakan!



